Sejarah Cilodong dan Keluarga Riemsdijk; Land Tjilodong

 


 Dua desa yang terdapat di Kecamatan Sukmajaya sebelum tahun 1999 (jelang terbentuknya Kota Depok) yakni desa Kalimulya dan desa Kalibaru dimekarkan. Cilodong dan Desa Sukamaju. Lima desa ini pada tahun 2007 dipisahkan dari Kecamatan Sukmajaya dan membentuk kecematan sendiri yang diberi nama Kecamatan Cilodong.

Kecamatan Cilodong sebelumnya hanya dikenal luas karena Markas Kostrad. Pada masa kini, Kecamatan Cilodong tepatnya di Kelurahan Jatimulya terdapat Perumahan Grand Depok City (GDC). Foto Landhuis Tjilodong, 1930

Lalu mengapa nama kecamatan diberi nama Kecamatan Cilodong. Apa yang melatarbelakanginya? Apakah karena KOSTRAD sudah lebih dulu mengklaim nama Cilodong? Tentu saja tidak. Nama Tanah Tjilodong sudah menjadi nama besar di masa lampau, bahkan Tanah Tjilodong termasuk Noesa Kembangan, Katjepiet dan Tjibinong. Manarik untuk ditelusuri. Mari kita lacak.

Tanah Tjilodong dan Keluarga Riemsdijk

Nama Tanah Tjilodong paling belum muncul ke publik pada tahun 1820 (lihat Bataviasche courant, 03-11-1820). Pemerintah di Buitenzorg (baca: Bogor) telah memetakan Tanah Tjilodong dan menawarkan kepada publik dengan nilai pajak (NJOP) sebesar f43.319. Yang membeli lahan tersebut adalah Scipio Isebrandus Helvetius van Riemsdijk, anak pemilik dari Willem Vincent Helvetius Riemsdijk, orang terkenal pemilik Land Tjiampea.

Scipio Isebrandus Helvetius van Riemsdijk adalah seorang Indo (lahir di Hindia Timur, kini Indonesia) pada tahun 1785 di Batavia. Pada tahun 1805-1811 Scipio adalah pejabat tinggi di Pemerintahan Hindia Belanda yang baru dibentuk di era Daendels. dan anak seorang kaya raya Scipio mampu membeli lahan Tanah Tjilodong yang ditawarkan pemerintah ke publik tahun 1820. Namun Scipio Isebrandus Helvetius van Riemsdijk tidak lama kemudian dikabarkan meninggal dunia tanggal 11 Januari 1827. dicatat Scipio Isebrandus Helvetius van Riemsdijk adalah cucu Jeremias van Riemsdijk (Gubernur Jenderal 1775-1777).

Keluarga Riemsdijk termasuk satu di antara tujuh keluarga Indo yang terbilang sukses di awal Pemerintahan Hindia Belanda sebagaimana ditulis PC Bloys van Treslong Prins dengan judul De Indo Europeesche Families yang dimuat dalam surat kabar Bataviaasch nieuwsblad, 26-08-1933. Scipio Isebrandus Helvetius van Riemsdijk meninggal tahun 1827 dan meninggalkan seorang istri dan tujuh orang anak.

Anak kedua, bernama Willem Martinus Kijdsmeir menjadi pengusaha perkebunan (Landheer) yang menikah dengan putri bungsu dari Landheer (tuan tanah) Tandjong Oost. Anak yang Anak kelima menikah dengan seorang pejabat pemerintah (Resident Kedoe). Anak keenam, seorang putri yang lahir di Tanah Tjilodong bernama Catharina Johanna Kijdsmeir yang menikah dengan Dr. Geerlof Wassink, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Hindia Belanda. Setelah Geerlof Wassink pensiun membeli Tanah Tapos (tetangga Land Tjilodong). Abraham Pieter Kijdsmeir lahir tahun 1820.

Abraham Pieter Kijdsmeir Menikah dengan Gadis Pribumi, Saiba

Abraham Pieter Kijdsmeir sedikit berbeda dengan saudara-saudaranya, tetapi ada kemiripan dengan sifat ayahnya Scipio Isebrandus Helvetius van Riemsdijk. yang sangat membumi. Abraham Pieter Kijdsmeir baru saja menikah dengan seorang wanita pribumi.

Scipio Isebrandus Helvetius van Riemsdijk, ayah Abraham Pieter Kijdsmeir pernah memiliki seorang wanita Bali dan beragam Kristen yang memiliki tujuh anak yang diadopsi lalu dibaptis kemudian diberi nama keluarga. Setelah meninggalnya Scipio, anak-anak wanita Bali tersebut turut mewarisi (sebagian) Tanah Tjilodong yang begitu luas. Perihal ini kita teringat dengan Cornelis Chastelein, Landheer Land Depok yang memerdekakan para budaknya dan menjadikannya tenaga kerja. tenaga kerja tersebut.

Wanita pribumi yang dinikahi oleh Abraham Pieter Kijdsmeir tersebut bernama Saiba (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-08-1933).

Perkawinan Abraham Pieter Kijdsmeir dan Saiba tidak diketahui berapa lama. Abraham Pieter Kijdsmeir meninggal tahun 1891 pada usia 71 tahun. Saiba, janda Kijdsmeir melelang suatu properti.

Berdasar stambuk yang dapat dilihat di internet anaak mereka itu bernama Sophia Josephina Kijdsmeir. umur Sophia Josephina Kijdsmeir baru satu tahun saat ayahnya, Abraham Pieter Kijdsmeir meninggal.

Sophia Josephina Kijdsmeir bukanlah satu-satunya wanita Indo di era kolonial Belanda. memiliki seorang putri yang nenek menjadi buyut Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Lihat raut muka Justin Trudeau ada wajah Nias yang ganteng (lihat Sejarah Kota Padang (9): Ini Riwayat Keluarga Intveld di Padang, Nenek Moyang PM Kanada J. Trudeau; Gadis Nias Jelita).

Namun siapa Saiba? Sulit diketahui. Tapi bisa diduga bahwa Saiba adalah anak seorang tokoh penting (pemimpin lokal) di Buitenzorg. Satu hal lagi yang tidak diketahui secara jelas adalah kapan Saiba lahir dan pada umur berapa menikah dengan Abraham Pieter Kijdsmeir. tahun 1933 Sophia Josephina Kijdsmeir, putri Saiba sudah berusia 43 tahun (menikah dengan Marcelus Lucas Lakeman di Den Haag).

Rumah Tanah Tjilodong

Tanah Tjilodong adakalanya juga disebut Tanah Noesa Kembangan dan juga disebut Tjibinong Barat (Tjibinong Barat Tjilodong). Secara geografis Tanah Tjilodong berada di antara jalan pos Trans-Jawa Batavia-Buitenzorg dengan Sungai Tjiliwong. Tjibinong Barat dan di sebelah utara berbatasan dengan Tanah Tjimanggis. Letak landhuis Tjilodong sejajar dengan Landhuis Tjitajam di sebelah barat dan Landhuis Tjilangkap di sebelah timur. Sejajar dengan tiga landhuis ini di utara Land Tjilodong adalah Gemeente Depok, Landhuis Tjimanggis dan Landhuis Tapos.

Landhuis Tjilodong cukup baik akses ke jalan pos trans-Jawa hingga menuju Landhuis Tjilangkap. Juga cukup akses baik ke selatan menuju Tjibinong. Akses dari Tjilodong ini juga ke arah utara melalui jembatan di atas sungai Tjiliwong dekat Gemeente Depok yang dibangun pada tahun 1917. Dua jalan akses inilah yang menghubungkan Depok dengan Cibinong pada masa ini. Dalam perkembangannya jalan utama GDC (boulevard) ujung cabang: ke selatan ke Cibinong dan ke timur ke Landhuis Tjilodong.

Penanda navigasi daratan Tjilodong di masa lampau adalah Sitoe Gedong yang kini berubah nama menjadi Situ Cilodong. Tjilodong ke landhuis Tjitajam pada tempo doeloe diduga menjadi batas antara wilayah (kabupaten) Bogor dan (kota) Depok yang sekarang.

Arif Rachman

Salah satu hal terbaik dalam hidup adalah melihat senyum di wajah orang tuamu, dan menyadari bahwa kamulah alasannya.

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post

Contact Form